7 July 2009Film perang pertama bergaya Hollywood-
blockbuster yang berjudul
Merah Putih akan hadir pada minggu kemerdekaan Indonesia yang ke 64, tepatnya tanggal 13 Agustus 2009. Film
trilogy kemerdekaan produksi bersama
Media Desa Indonesia dan
International Margate House Ltd ini menghabiskan 60 juta US$ atau sekitar 60 milyar rupiah.
’60
milyar itu mencakup biaya produksi, promosi dan marketing. Yang kita
pikirkan dalam menggarap film ini adalah ingin membawa bintang-bintang
hebat dibalik layar dengan membawa semua kualitas dari film-film yang
lain yang ada di Hollywod’ jelas Hashim Djojohadikusumo Produser
Eksekutif dari
trilogy film ini dalam jumpa pers, Seninn (6/7) bertempat di Djakarta Theater Jakarta Pusat.
Tak
heran karena biaya yang tidak sedikit itu, karena dalam film Merah
Putih ini melibatkan ahli perfilman internasional terbaik yang
berpengalaman di perfilman Hollywood.seperti diantaranya koordinator
special effects dari Inggris Adam Howarth (
Saving Private Ryan), Koordinator pemeran pengganti Rocky McDonald (
Mission Impossible II), Ahli persenjataan John Browing (
The Matrix, X-Men Origins:Wolverine). Tidak hanya itu skenario film ini pun ikut dibuat oleh tim ayah-anak Rob Allyn(penulis
New York Times) dan Conor Allyn.
Namun
untunglah, dalam penggarapannya film yang kental dengan nasionalisme
bangsa Indonesia ini masih mempercayakan salah satu pembuat film dan
piñata gambar terbaik yang Indonesia miliki, Yadi Sugandi. Selain itu
Merah Putih juga menampilkan bintang terbaik Indonesia seperti Lukman
Sardi, Doni Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola, Rifnu Wikana, dan
pendatang baru Rahayu Saraswati.
Berlatar sejarah otentik
perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan pada tahun 1947 ketika terjadi
agresi militer Belanda pemimpin Van Mook yang menyerang jantung kaum
republic JawaTengah. Merah Putih bercerita tentang sekelompok pejuang
kemerdekaan yang harus bersatu untuk bertahan dari pembunuhan, berjuang
sebagai pejuang gerilya, untuk menjadi anak-anak bangsa sesungguhnya
terlepas dari konflik pribadi yang tajam dan perbedaan besar dalam
kelas sosial, suku, daerah asal, agama dan kepribadian.
‘Saya perihatin terhadap perkembangan bangsa ini. Nilai-nilai perjuangan bangsa sudah mulai menurun. Beberapa
polingdi media massa malah menunjukkan bahwa generasi muda tidak mengetahui
tentang sejarah. Awal kemerdekaan bangsa kita yang dicapai dengan suatu
perjuangan yang berdarah, penuh kekerasan banyak rintangan,
pengorbanan. Dan film ini ditujukan kepada generasi muda’ ujar Hasshim.
gw dapet dari:
www.boleh.com